Bit digambarkan oleh statusnya, 0 atau 1. Begitu pula, qubit digambarkan
oleh status quantumnya. Dua status quantum potensial untuk qubit
ekuivalen dengan 0 dan 1 bit klasik. Namun dalam mekanika quantum, objek
apapun yang memiliki dua status berbeda pasti memiliki rangkaian status
potensial lain, disebut superposisi, yang menjerat kedua status hingga
derajat bermacam-macam. Status-status qubit yang diperkenankan persisnya
merupakan semua status yang harus bisa dicapai, secara prinsip, oleh
bit klasik yang ditransplantasikan ke dalam dunia quantum. Status-status
qubit ekuivalen dengan titik-titik di permukaan bola, di mana 0 dan 1
sebagai kutub selatan dan utara [lihat boks di bawah]. Kontinum status
antara 0 dan 1 membantu perkembangan banyak atribut luar biasa informasi
quantum.
Hal-hal yang membedakan antara quantum computing dengan classical
computing, pada quantum computing terdapat intrinsic randomness
(keacakan intrinsik), uncertainty principle (prinsip ketidakpastian),
dan juga entanglement (keterlibatan).
Pada classical computing kita mengenal dengan bit yaitu 1 dan 0. pada
quantum computing memakai qubit. Maksudnya jika bit hanya ada 2 digit
yaitu 1 dan 0 atau bisa dibilang hanya ada benar dan salah. Pada qubit,
ada kondisi dimana keputusan itu bisa benar atau bisa salah.Sejarah Quantum Computing
Pada tahun 1970-an pencetusan atau ide tentang komputer kuantum pertama
kali muncul oleh para fisikawan dan ilmuwan komputer, seperti Charles H.
Bennett dari IBM, Paul A. Benioff dari Argonne National Laboratory,
Illinois, David Deutsch dari University of Oxford, dan Richard P.
Feynman dari California Institute of Technology (Caltech).
Feynman dari California Institute of Technology yang pertama kali
mengajukan dan menunjukkan model bahwa sebuah sistem kuantum dapat
digunakan untuk melakukan komputasi. Feynman juga menunjukkan bagaimana
sistem tersebut dapat menjadi simulator bagi fisika kuantum.
Pada tahun 1985, Deutsch menyadari esensi dari komputasi oleh sebuah
komputer kuantum dan menunjukkan bahwa semua proses fisika, secara
prinsipil, dapat dimodelkan melalui komputer kuantum. Dengan demikian,
komputer kuantum memiliki kemampuan yang melebihi komputer klasik.
Pada tahun 1995, Peter Shor merumuskan sebuah algoritma yang
memungkinkan penggunaan komputer kuantum untuk memecahkan masalah
faktorisasi dalam teori bilangan.
Sampai saat ini, riset dan eksperimen pada bidang komputer kuantum masih
terus dilakukan di seluruh dunia. Berbagai metode dikembangkan untuk
memungkinkan terwujudnya sebuah komputer yang memilki kemampuan yang
luar biasa ini. Sejauh ini, sebuah komputer kuantum yang telah dibangun
hanya dapat mencapai kemampuan untuk memfaktorkan dua digit bilangan.
Komputer kuantum ini dibangun pada tahun 1998 di Los Alamos, Amerika
Serikat, menggunakan NMR (Nuclear Magnetic Resonance).
Algoritma Yang Digunakan Quantum Computing
Algoritma Shor adalah contoh lanjutan
paradigma dasar (berapa banyak waktu komputasi diperlukan untuk
menemukan faktor bilangan bulat n-bit?), tapi algoritma ini tampak
terisolir dari kebanyakan temuan lain ilmu informasi quantum. Sekilas,
itu cuma seperti trik pemrograman cerdik dengan signifikansi fundamental
yang kecil. Penampilan tersebut menipu; para periset telah menunjukkan
bahwa algoritma Shor bisa ditafsirkan sebagai contoh prosedur untuk
menetapkan level energi sistem quantum, sebuah proses yang fundamental.
Seiring waktu berjalan dan kita mengisi lebih banyak pada peta,
semestinya kian mudah memahami prinsip-prinsip yang mendasari algortima
Shor dan algoritma quantum lainnya dan, kita harap, mengembangkan
algoritma baru. Algoritma
Shor, dinamai matematikawan Peter Shor , adalah algoritma kuantum yaitu
merupakan suatu algoritma yang berjalan pada komputer kuantum yang berguna
untuk faktorisasi bilangan bulat. Algoritma Shor dirumuskan pada tahun 1994. Inti dari algoritma ini merupakan bagaimana
cara menyelesaikan faktorisasi terhaadap bilanga interger atau bulat yang
besar.
Efisiensi
algoritma Shor adalah karena efisiensi kuantum Transformasi Fourier , dan
modular eksponensial. Jika sebuah komputer kuantum dengan jumlah yang memadai
qubit dapat beroperasi tanpa mengalah kebisingan dan fenomena interferensi
kuantum lainnya, algoritma Shor dapat digunakan untuk memecahkan kriptografi
kunci publik skema seperti banyak digunakan skema RSA. Algoritma Shor terdiri
dari dua bagian:
- Penurunan yang bisa dilakukan pada komputer klasik, dari masalah anjak untuk masalah ketertiban -temuan.
- Sebuah algoritma kuantum untuk memecahkan masalah order-temuan.
Hambatan runtime dari algoritma Shor adalah kuantum eksponensial modular yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan kuantum Transformasi Fourier dan pre-/post-processing klasik. Ada beberapa pendekatan untuk membangun dan mengoptimalkan sirkuit untuk eksponensial modular. Yang paling sederhana dan saat ini yaitu pendekatan paling praktis adalah dengan menggunakan meniru sirkuit aritmatika konvensional dengan gerbang reversibel , dimulai dengan penambah ripple-carry. Sirkuit Reversible biasanya menggunakan nilai pada urutan n ^ 3, gerbang untuk n qubit. Teknik alternatif asimtotik meningkatkan jumlah gerbang dengan menggunakan kuantum transformasi Fourier , tetapi tidak kompetitif dengan kurang dari 600 qubit karena konstanta tinggi.
- Penurunan yang bisa dilakukan pada komputer klasik, dari masalah anjak untuk masalah ketertiban -temuan.
- Sebuah algoritma kuantum untuk memecahkan masalah order-temuan.
Hambatan runtime dari algoritma Shor adalah kuantum eksponensial modular yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan kuantum Transformasi Fourier dan pre-/post-processing klasik. Ada beberapa pendekatan untuk membangun dan mengoptimalkan sirkuit untuk eksponensial modular. Yang paling sederhana dan saat ini yaitu pendekatan paling praktis adalah dengan menggunakan meniru sirkuit aritmatika konvensional dengan gerbang reversibel , dimulai dengan penambah ripple-carry. Sirkuit Reversible biasanya menggunakan nilai pada urutan n ^ 3, gerbang untuk n qubit. Teknik alternatif asimtotik meningkatkan jumlah gerbang dengan menggunakan kuantum transformasi Fourier , tetapi tidak kompetitif dengan kurang dari 600 qubit karena konstanta tinggi.
Algoritma pencarian kuantum (algoritma Grover) adalah misalkan ada N buah status yang berkorespondensi dengan N item dalam suatu daftar tak terurut. Peluang untuk setiap status, bahwa status tersebut adalah yang dicari dalam daftar tersebut adalah 1/N. Dengan prinsip mekanika kuantum, dimungkinkan untuk meningkatkan nilai peluang status yang dicari karena pengaruh status yang lain (status yang bukan status yang dicari), sehingga pada akhirnya status yang dicari akan memiliki nilai peluang tertinggi. Prinsip mekanika kuantum juga memungkinkan untuk berada dalam lebih dari satu status, dan melakukan lebih dari satu komputasi dalam waktu yang bersamaan.
Implementasi Quantum Computing
Sedikit Penjelasan dari video diatas :
Jika sebuah data yang kecil kemudian berubah semakin besar dan besar,
kemudian dimanipulasi sedemikian rupa hingga seperti yang kita inginkan.
Jika menggunakan quantum system di quantum komputer, maka quantum
komputer bisa melakukan pekerjaan(task) yang tidak bisa harapkan di
komputer biasa. kira-kira begitulah